The 2-Minute Rule for Cerpen Fiksi
The 2-Minute Rule for Cerpen Fiksi
Blog Article
Ide cerita di sini termasuk tema, style, serta gambaran besar tentang apa cerita yang ingin kamu buat.
Abu Nawas kemudian naik ke menara yang tinggi dan mengepak-ngepakkan tangannya seperti mau terbang. Baginda Raja pun jenuh menunggu dan memanggil Abu Nawas turun ke bawah dan bertanya kenapa tidak kunjung terbang?
Dengan batu di tangan kanannya hendak melempar si maling gelagapan si maling berlari-jauh, melompati pagar setinggi gunung yang baru lahir.
Suatu ketika, Samosir diminta oleh ibunya agar mengantarkan bekal makan siang untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Saat di pertangahan jalan, Samosir yang merasa lapar lantas memakan bekal makan siang tersebut hingga tersisa sedikit.
Saat itu Inaq masih belum menyadari jikalau anaknya dalam masalah. Ia berfikir kedua anakknya telah berhenti menangis. Ia memutuskan untuk melihat anaknya. Betapa kagetnya Inaq Lembain melihat anknya sudah tidak ada. Batu yang dipakai kedua anakknya menjadi begitu tinggi menembus awan.
Sungai dipakai untuk mandi cuci kakus lalu airnya dikonsumsi, hasil bumi dan peternakan tidak dimanfaatkan untuk membentuk pola makan sehat, karena warga lebih suka menjual seluruhnya ke kota, lalu uangnya dipakai untuk membeli makanan instan.
Mendengar berita tersebut, aku merasa sangat Contoh Cerita Fiksi sedih karena kita akan sulit bertemu secara langsung. Meskipun teknologi komunikasi modern-day memudahkan kita tetap berhubungan, namun rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran fisiknya.
Di sebuah perkampungan hiduplah seorang pemuda miskin yang sebatang kara. Ia tidak memiliki harta apapun kecuali gubuk rapuh peninggalan orang tuanya.
Kedua anak Inaq Lembain berteriak sekerasnya, namun masih tidak dihiraukan karena kesibukannya menumbuk dan menampi beras. Suara anaknya yang tadi terdengar dengan jelas kini semakin lama semakin sayup hingga tak terdengar kembali.
Kau memasang earphone. “Ruby Tuesday” yang dimainkan The Rolling Stones mengalun di telinga: “‘There’s no time to shed,’ I read her say. Capture your goals ahead of they slip away.” Lagu itu bercerita tentang seorang perempuan misterius yang datang dan pergi semaunya.
Kisah Emier dan singa baik hati ini menjadi terkenal di seluruh desa. Mereka menjadi teladan tentang kebaikan dan persahabatan tanpa memandang perbedaan. Desa itu pun menjadi tempat yang damai, di mana semua orang belajar untuk saling mengasihi dan tolong-menolong.
Pada abad ke-18, di tengah periode revolusi dan perubahan, ada seorang arkeolog berani bernama Amelia. Dia mendengar cerita tentang sebuah artefak legendaris yang diyakini memiliki kekuatan magis yang luar biasa. Artefak ini disebut “Batu Terakhir.”
Tapi sangat naas, karena sang pemuda setelah beberapa saat dipenjara langsung dijatuhi hukuman mati dengan cara di masukan ke dalam kandang yang berisi hewan buas, lalu pada suatu malam si pemuda mendapatkan hukuman tersebut dan dimasukkan ke dalam ruangan gelap yang berisi binatang buas.
Dan ia pun teringat, desanya memiliki sungai dengan aliran yang deras dan bahkan memiliki air terjun.